#tadarushadis 2
Ketika berkunjung ke Indonesia pada akhir 2018, Syeh Iwadhul Karim memberikan ijazah kitab _Aqdu jauhari atsamin fi arbaina khadisan min akhaditsa syaidil mursalin_ dan kitab karangannya sendiri yaitu _Imdadu raufurrohim bi ba’dhi musalsalati wa murwiyati syaih Iwadhul Karim._
Dua kitab ini merupakan kitab hadis, dijilid jadi satu, karena hanya 69 halaman.
Kitab yang pertama sesuai dengan judulnya, berisi 40 hadis yang disadur dari beberapa kitab hadis, yaitu yang diambil dari kutubus sittah dan kitab-kitab yang lain. Sedangkan kitab yang kedua berisi hadis yang didapatkan oleh Syeh Iwadh secara musalsal (berantai), sampai Kanjeng Nabi Muhammad SAW.
Menariknya beberapa hadis yang tertulis disitu sanadnya nyambung pada Syeh Yasin al-Fadani, guru besar hadis berdarah Padang.
Pada kesempatan ini, saya hanya akan membahas hadis pertamanya saja. Sebuah hadis yang beliau dapatkan dari gurunya, Syeh Abdurrahman Muhammad Ahmad al-Maliki. Abdurrahman berkata dengan menyalaminya lalu menyampaikan sebuah hadis:
من صا فحني او صافح من صافحني الي يوم القيامه دخل الجنه
Barang siapa menyalamiku, atau menyalami orang yang menyalami ku sampai hari kiamat, maka masuk surga.
Menurut Abdurrahman, gurunya yang bernama Syeh Muhammad Yasin al-Fadani juga melakukan hal yang sama, menyalaminya lalu menyampaikan hadis di atas. Gurunya Syeh Yasin al-Fadani, yang beranama Syeh Umar Hamdan a-Mihrosi juga melakukan hal yang sama. Yang demikian itu nyambung terus sampai ke Rosululloh melalui jalur al-Ma’mur Abu al-Abbas al-Mulatsim.
Di Jombang ada juga yang menyampaikan hadis ini, yaitu Kyai Jamaludin Ahmad. Kemungkinan besar Kyai Jamal dapat sanad dari Kyai Sahal Mahfudz, yang tak lain adalah saudara iparnya. Sedangkan Kyai Sahal sendiri adalah santri dari Syeh Yasin al-Fadani.
Syeh Iwadh meng ijazahkan kitabnya tersebut, sekaligus menyampaikan hadis musyafakhah di Ponpes Rejoso. Ketika menyampaikan hadis musyafakaha itu, semua orang yang hadir berebut untuk salaman dengan beliau.
Maka agar tidak terjadi kekecauan yang tidak diinginkan, panitia penyelenggara akhirnya membuat peraturan, bahwa yang boleh salaman dengan Syeh Iwadh hanya para ustadz pondok Rejoso yang ditunjuk panitia.
Sedangkan hadirin yang lainnya cukup salaman dengan ustadz-ustadz tersebut.
Penulis sendiri sudah berkesempatan salaman dengan salah satu ustadz tersebut.
Alhamdulillah..., ternyata ada ya cara masuk surga dengan mudah. Hehehe
M. Fathoni Mahsun
0 comments:
Post a Comment